Menjelang Cum Date, Saham BRI Terkoreksi ke Level Terendah Bulanan — Peluang atau Sinyal Waspada?
Duniaberita.co.id -- Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengalami tekanan jual signifikan pada perdagangan hari ini, ditutup melemah di level Rp 3.630 per saham. Angka ini menjadi level penutupan terendah sejak 28 Februari 2025, dan terjadi hanya sehari sebelum cum date dividen final yang jatuh pada Kamis, 10 April 2025.
Tekanan ini dipicu oleh aksi ambil untung yang dilakukan sebagian investor setelah sebelumnya saham BBRI sempat mengalami penguatan dalam beberapa minggu terakhir. Penurunan menjelang cum date dinilai sebagai fenomena yang cukup umum terjadi di pasar saham, di mana sebagian pelaku pasar memilih merealisasikan keuntungan sebelum periode ex-dividend.
Meski mengalami koreksi, saham BBRI masih mencuri perhatian investor karena besarnya nilai dividen yang akan dibagikan. BRI telah mengumumkan total dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp 343 per saham. Dari jumlah tersebut, Rp 135 per saham telah dibayarkan sebagai dividen interim pada 15 Januari 2025. Sisa dividen sebesar Rp 208,40 per saham akan dibagikan kepada pemegang saham yang tercatat pada cum date besok dan dijadwalkan cair pada 23 April 2025.
Dengan mempertimbangkan harga penutupan saat ini di Rp 3.630, dividend yield yang ditawarkan mencapai sekitar 5,76%. Ini merupakan tingkat imbal hasil yang sangat kompetitif, khususnya untuk investor yang mencari pendapatan pasif dari portofolio sahamnya. Dibandingkan dengan bunga deposito atau obligasi jangka pendek, return dari dividen BRI bisa dikatakan sangat menarik, apalagi jika ditambah potensi capital gain jangka panjang.
Selain itu, BRI sebagai bank dengan fokus utama pada segmen UMKM memiliki kinerja fundamental yang solid. Dalam laporan keuangan terakhir, perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih yang stabil, peningkatan penyaluran kredit, serta kualitas aset yang tetap terjaga. Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit bermasalah (NPL) juga berada dalam batas sehat.
Kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak analis pasar modal tetap merekomendasikan BBRI sebagai saham unggulan (blue chip) untuk jangka menengah hingga panjang. Beberapa rumah riset, termasuk RHB Sekuritas dan JP Morgan, sebelumnya juga telah memberikan pandangan positif terhadap saham ini, dengan rekomendasi “beli” dan target harga di kisaran Rp 4.200 hingga Rp 5.400 per saham.
Kendati demikian, investor tetap perlu mencermati dinamika pasar yang dapat memengaruhi pergerakan saham BBRI ke depan. Selain faktor teknikal seperti volatilitas menjelang dividen, arah kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia, kondisi likuiditas global, hingga sentimen terhadap sektor perbankan secara keseluruhan turut menjadi pertimbangan penting.
Secara keseluruhan, pelemahan saham BBRI hari ini tidak lantas mengindikasikan melemahnya kinerja emiten secara fundamental. Justru, bagi sebagian investor jangka panjang, koreksi ini bisa menjadi peluang strategis untuk melakukan akumulasi. Dengan prospek pembagian dividen yang besar dan potensi apresiasi harga saham, BRI tetap menjadi salah satu emiten yang patut diperhatikan di tengah dinamika pasar saat ini.
(Pimp Redaksi)
Posting Komentar